Sabtu, 15 Juni 2013

TIPS MENJADI WIRAUSAHAWAN SUKSES ALA PETER SAYS (OWNER AND FOUNDER PETERSAYDENIM)



Tugas Kelompok
Agustina Wulandari
Chesarina Farahsari. Q
Dio Satria Pratama P. S. A
I Nengah Widya
Rahmah Fajriyah
Vini Nur Larassita
PETERSAYSDENIM MENDUNIA
Sejarah Petersaysdenim
Pemilik usaha sukses ini adalah Peter Firmansyah, yang pada awalnya menamakan usahanya “Peter Says Sorry” yang berasal dari nama kelompok musik Peter sendiri sebagai vokalis. Dia mengganti nama usahanya dengan Petersaysdenim karena produk yang ia hasilkan adalah denim.
Usaha ini berjalan berawal dari kebiasaan peter yang suka mengumpulkan baju di pedagang kaki lima. Namun, dengan kegigihannya ia memulai usahanya dari nol. Pada tahun 2003, Peter bekerja menjadi pegawai toko yang banyak dikenal oleh konsumen dari kalangan berada dan sering kumpul-kumpul, ia selalu melihat teman-temannya mengenakan busana mahal. Ia hanya menahan keinginan mempunyai baju bagus. Peter melihat, mereka tampak bangga memiliki baju, celana, sepatu yang mahal. Dan Peter ingin membuat kebanggaan itulah yang akan ia munculkan jika konsumen mengenakan busana produk Peter.
Saat Peter duduk di bangku SMP, ia akrab dengan kemiskinan. Perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut sehingga ayahnya harus bekerja serabutan. Peter pun mengalami masa suram, yang orangtuanya harus berutang untuk membeli makanan. Keluarga Peter pernah tidak mampu membeli beras sehingga hanya bergantung pada belas kasihan kerabatnya.
Sewaktu Peter menduduki SMA, ia giat mempelajari cara menyablon, menjahit, memotong dan membuat desain sendiri. Ia banyak belajar sejak lima tahun lalu saat sering keliling toko, pabrik atau penjahit. Peter juga banyak bertanya cara mengirim produk ke luar negeri. Proses ekspor dipelajari sendiri dengan bertanya ke agen-agen pengiriman paket.
Dan saat ia masih menjadi pegawai toko pada tahun 2005, Peter menyisihkan pendapatannya untuk mengumpulkan modal. Di sela-sela pekerjaannya, ia juga mulai membuat pesanan busana. Dalam sebulan, Peter membuat 100 jaket, sweter dan kaus, yang keuntungannya hanya Rp.10.000-Rp.20.000 per potong. Gaji yang ia peroleh dari pekerjaan sebagai pegawai toko sangat keil dibandingkan dengan Usaha yang mulai ia geluti.
Peter mengalami sebuah proses naik turunnya usaha, atau kegagalan dalam usahanya. Pada tahun 2008, Peter pernah mengalami penipuan oleh temannya sendiri yang menyanggupi mengerjakan pesanan sampai Rp.14 juta. Pesanannya tidak dikerjakan, sementara uang muka Rp.7Jt di bawa kabur. Pada tahun 2007, peter juga mengerjakan pesanan jins senilai Rp.30Jt, tetapi pemesan menolak membayar dengan alasan jins itu tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Peter tetap dengan semangatnya terus menjual jins itu dengan harga murah untuk menggantikan kerugian yang ia alami.
kerja keras dan doa orangtua, kedua factor itulah yang mendorong Peter menjadi sukses. Ia berkeinginan untuk membuat senang orangtuanya, bahkan jika dana sudah mencukupi, ia ingin orangtuanya bias menunaikan ibadah haji. Meski kuliahnya tak rampung, Peter mengisi seminar di Kampus. Peter ingin memberikan semangat kepada mereka yang berniat membuka usaha. “Mau anak kuli, buruh, atau petani, jika mempunyai keinginan, dan ingin bekerja keras, pasti ada jalan seperti saya menjalankan usaha ini,”ujarnya.


7 Strategi Bisnis yang Harus Dimiliki Entrepreuner
1.      Berani berpikir kreatif dan segera mulai melangkah
Modal utama yang harus dimiliki seorang pebisnis adalah berani berpikir kreatif dan mewujudkan ide-ide atau inovasi yang diciptakan. Selain itu kita dituntut untuk mulai melangkah dan menemukan cara paling efektif untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi besar yang telah dicita-citakan.

2.       Mulailah dari Lingkungan anda
Tak jarang para pemula bersikap terlalu berlebihan dalam mencari sebuah ide bisnis. Mereka sering menginginkan bisnis yang bonefit, menghasilkan keuntungan namun tidak membutuhkan modal besar. Padahal kita bisa mendapatka ide bisnis tersebut dimulai dari yang sederhana yang ada di sekitar kita. 
3.      Tetapkan biaya produksi yang proposional
Sebagai seorang pelaku usaha, tentunya Anda harus lebih jeli dalam menganggarkan biaya pengeluaran dan menyiapkan strategi pemasaran jitu untuk bisa mendatangkan penghasilan yang maksimal. Sebisa mungkin tekan biaya produksi agar harga jual yang Anda tawarkan kepada konsumen bisa terjangkau, dan keuntungan yang didapatkan semakin hari kian berlipat-lipat.
4.      Manfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas
Perkembangan teknologi dan informasi di era serba digital seperti sekarang ini, tentunya bisa Anda manfaatkan dengan baik untuk menjangkan peluang pasar yang lebih luas. Bila sebelumnya Anda belum menjamah pasar online untuk memasarkan produk Anda, maka tidak ada salahnya bila mulai sekarang Anda mengoptimalkan penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, blog, website, dan lain sebagainya untuk mengurangi besarnya biaya iklan offline yang semakin tinggi serta menjangkau calon konsumen di berbagai belahan dunia.
5.      Terus kembangkan brand Anda
Tak bisa kita pungkiri bila kekuatan sebuah brand masih sangat penting dalam mengembangkan sebuah usaha. Oleh karena itu, terus hidupkan brand bisnis Anda dan jagalah reputasinya agar semakin dikenal banyak orang dan disukai para pelanggan. Untuk menjalankan strategi tersebut, Anda bisa melengkapi profil perusahaan Anda dengan sejarah singkat mengenai pendirian usaha maupun kisah dibalik pembuatan produk unggulan yang menjadi brand utama bisnis Anda.
6.      Tumbuhkan bakat berwirausaha
Setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses apabila mereka mau dan mampu menumbuhkan bakat wirausaha yang ada dalam diri mereka. Berbekal niat, semangat, dan tekad yang cukup kuat, setiap orang bisa mendapatkan ilmu dan ketrampilan khusus tentang wirausaha melalui buku-buku atau majalah bisnis yang beredar di pasaran, mengakses informasi dari media internet, maupun bergaul dengan para pengusaha sukses yang bisa memotivasi diri Anda untuk terus maju dan merintis sebuah usaha.
7.      Siap menghadapi berbagai resiko
Ketika menjalankan sebuah usaha, hadirnya sebuah hambatan, tantangan, maupun berbagai kendala yang muncul di tengah perjalanan usaha, menjadi salah satu resiko yang harus dihadapi para pelakunya. Karenanya, untuk menghadapi resiko tersebut, pastikan bahwa semua perencanaan bisnis Anda sudah dipersiapkan dengan matang agar munculnya sebuah resiko bisa diminimalisir sekecil mungkin.
Nah, ini dulu sedikit informasi tips bisnis yang bisa kami sampaikan kepada para pembaca. Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat dan membantu para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

Minggu, 02 Juni 2013

Perencanaan Usaha Baru & Penempatan SDM Dalam Organisasi Kewirausahaan



I.                  Perencanaan Usaha Baru.
A.   Pengertian / Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik.
·        Unsur Perencanaan
Dalam menetapkan suatu rencana harus lah mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1.                  Tujuan. Suatu rencana yang akan dilaksanakan harus mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai batasan akan tujuan tersebut (fokus). Dalam batasan ini dirinci tentang limit waktu yang akan dipakai, bagaimana cara pencapaian tujuan tersebut dan lain sebagainya.
2.                  Politik. Yang dimaksud dengan politik ini adalah kewenangan, delegasi dan pertanggung jawaban dalam pelaksanaan sebuah rencana. Sehingga tujuan yang telah direncanakan akan berhasil.
3.                  Prosedur, merupakan urutan tindakan atau kegiatan yang terorganisir dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.
4.                  Anggaran atau budget merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pencapaian tujuan. Anggaran ini harus dibuat serealistis mungkin, sehingga beban dari pelaksanaan ini tidak tidak lah begitu berat.
5.                  Program, merupakan gabungan dari politik, prosedur dan anggaran serta perlu adanya alternatif tujuan bilamana tujuan utamanya tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan.
·        Pentingnya Perencanaan
Alasan :
1.      Tujuan menjadi jelas dan terarah
Perencanaan sebagai langkah awal dari pencapaian tujuan akan memberikan arah dan kejelasan tujuan tersebut, sehingga semua komponen ataupun elemen-elemen dalam organisasi mengetahui dengan baik tujuan yang hendak dicapai.
2.      Semua bagian yang ada dalam organisasi akan bekerja ke arah satu tujuan yang sama ketika semua elemen atau bagian dalam organisasi mengetahui tujuan organisasinya dengan jelas dan benar, maka mereka akan bekerja ke satu arah yang sama. Artinya mereka memahami prosedur apa saja yang akan dilakukan sebagaimana yang telah mereka sepakati dalam perencanaan.
3.      Menolong mengidentifikasikan berbagai hambatan dan peluang
Dengan adanya perencanaan maka organisasi mampu mengidentifikasi berbagai hambatan dan peluang yang ada di lingkungan luar organisasi. Adanya hambatan dan peluang yang datang akan menuntut organisasi mempersiapkan tindakan-tindakan antisipasi ke depan sehingga mereka tetap berada di lajur menuju tujuan awal.
4.      Membantu pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif
Perencanaan memberikan pandangan bagi organisasi mengenai tindakan apa saja yang harus mereka lakukan demi tercapainya tujuan, termasuk di dalamnya biaya dan lamanya waktu yang dibutuhkan sehingga tujuan terealisasi. Hal ini akan membantu organisasi menjadi lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
5.      Perencanaan sendiri dapat diartikan aktivitas pengawasan
Ketika prosedur kerja sudah ada dan jelas, tentu hal ini menjadi sebuah control terhadap pelaksanaan di lapangan. Artinya mereka akan bekerja sesuai prosedur sebab perencanaan sebagai pengawasan.
6.      Perencanaan juga membantu untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian
Dalam mencapai sebuah tujuan, terdapat berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang akan menghadang dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, adanya perencanaan akan memperjelas tindakan-tindakan dan prosedur kerja sehingga ketidakpastian tersebut dapat diminimalisir.
B.   Tipe perencanaan
Menurut jangka waktu,  perencanaan digolongkan[14] :
1.             Perencanaan jangka panjang
adalah rencana yang akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam organisasi atau perencanaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
2.             Perencanaan jangka menengah
adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka panjang.
3.             Perencanaan jangka pendek
adalah rencana yang dijalankan untuk mencapai tujuan jangka pendek, dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka menengah.
II.               Penempatan SDM Dalam Organisasi Kewirausahaan
A.  Ada dua sumber perolehan tenaga kerja yaitu sumber intern dan sumber ekstern, tapi manajer lebih menyukai perolehan dari sumber intern karena dapat memotivasi karyawan yang sudah ada, tetapi juga manajer perlu mencari orang yang tepat dalam menduduki suatu posisi agar pekerjaan dapat berjalan secara efektif dan efesien dari luar organisasi.
= Sumber Intern 
Ada tiga sumber penawaran intern, yaitu :
·                      Penataran (Upgrading) yaitu dengan mendidik dan memberi latihan.
·                     Pemindahan (transferring) yaitu posisi yang kurang disenangi ke posisi lain yang lebih memuaskan kebutuhan.
·                     Pengangkatan (promoting) yaitu pengangkatan ke jabatan yang lebih tinggi lagi.
= Sumber Ekstern
Sumber ekstern penwaran tenaga kerja dapat diperoleh antara lain dari lamaran pribadi yang masuk, organisasi karyawan, kantor penempatan tenaga kerja, sekolah-sekolah, para pesaing, imigrasi dan migrasi.
·        Seleksi
Seleksi adalah kegiatan suatu perusahaan untuk dapat memilih karyawan yang palinmg tepat dan dalam jumlah yang tepat pula dari calon-calon yang dapat ditariknya. Untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat dan dalam jumlah yang tepat pula, maka diperlukan suatu metode seleksi yang tepat pula.

Seleksi berhubungan erat dengan analisa jabatan. Hal ini terjadi karena karyawan atau pegawai yang diseleksi tersebut harus disesuaikan dengan analisa jabatan yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun hal-hal yang diseleksi meliputi:

a. Pendidikan
b. Pengalaman
c. Pengetahuan
d. Kecerdasan
e. Kesehatan
f. Umur
g. Bakat
h. Kepribadian
i. Jenis kelamin, dan lain sebagainya

Setiap perusahaan harus dapat melakukan seleksi secara efeksif dan efisien, dengan demikian metode seleksi yang dilaksanakan tersebut harus dapat memilih atau menetapkan karyawan yagn paling tepat. Meskipun demikian amsalah efisiensi dalam pelaksanaan metode seleksipun perlu diperhatikan. Efisiensi disini adalah dalam arti pengorbanan uang, energi, waktu dan sebagainya.

Dalam melakukan seleksi perlu memperhatikan beberapa hal yaitu :
a. Seleksi harus efektif dan efisien
b. Seleksi harus memperhatikan peraturan dan ketentuan pemerintah yang berlaku
c. Petugas seleksi harus jujur dan efektif
d. Keahlian petugas seleksi tidak boleh diabaikan
e. Pengertian "orang yang tepat pada tempat yang tepat" harus diartikan secara dinamis

·        Jenis Pelatihan dan Pengembangan
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1. Pelatihan Keahlian.
Pelatihan keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2. Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet
3. Pelatihan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4. Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5. Pelatihan Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
Adapun perbedaan antara pelatihan dan pengembangan menurut (Syafaruddin:2001 :217).
a. Pelatihan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan saat ini. Sasaran: Peningkatan kinerja jangka pendek.
Orientasi: Kebutuhan jabatan sekarang.
Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif rendah.
b. Pengembangan.
Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
Sasaran: Peningkatan kinerja jangka panjang.
Orientasi: Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana.
Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi.
.
D. Tahapan proses pelatihan dan pengembangan.
Sebelum pelatihan dapat diselenggarakan, kabutuhan akan hal itu perlu dianalisis lebih dahulu. Hal demikian disebut sebagai langkah/tahapan penilaian dari proses pelatihan. Menurul (Sjafri:2003:140). setelah tahap analisis kebutuhan dilakukan, maka harus melakukan beberapa tahapan berikutnya:
1. Penilaian kebutuhan pelatihan.
a. Penilaian kebtuhan perusahaan.
b. Penilaian kebutuhan tugas.
c. Penilaian kebutuhan karyawan.
2. Perumusan tujuan pelatihan.
Perumusan tujuan pelatihan harus ada keterkaitan antara input, output, outcome, dan impact dan pelatihan itu sendiri.
3. Prinsip-prinsf p pelatihan.
a. partisipasi
b. pendalaman
c. relevansi
d. pengalihan
e. umpan balik
f. suasana nyaman
g. memiliki kriteria
4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan.
a. Pelatihan instruksi pekerjaan
b. Perputaran pekerjaan
c. Magang dan pelatihan
d. Kuliah dan presentasi
e. Permainan peran dan pemodelan perilaku
f. Studi kasus
g. Simulasi
h. Studi mandiri dan pembelajaran program
i. Pelatihan laboratorium
j. Pembelajaran aksi